Kamis, 10 April 2014

Pengetahuan

Menguyah Makanan Sampe Halus Bisa Bikin Langsing

          Banyak yang bilang “ Beauty is Pain “ dan kalo mau dapetin badan langsing harus penuh perjuangan. Dari nahan lapar, olahraga berat, gak boleh makan ini gak boleh makan itu, pokonya repot banget. Nah, pernyataan sebaliknya justru terungkap di sebuah study. Seperti yang di lansir oleh Medicaldaily, peneliti asal lowa State University menemukan fakta ,menarik, yang menyebut penambahan waktu menguyah dapat menurunkan asupan kalori dari makanan.
          Dalam penelitian ini, para peneliti melibatkan peserta dengan berat badan normal, berlebihan, dan obesitas. Kemudian mereka diminta untuk mengonsumsi lima porsi pizza dan ditanya berapa kali mereka mengunyah makanan tersebut. Hasilnya, peneliti menemukan fakta, banyaknya jumlah kunyahan bisa menurunkan asupan kalori, ketika mengunyah 50% lebih banyak, peserta makan 10% atau 70 kalori lebih sedikit dari sebelumnya. Brown-Riggs menuturkan, ketika orang makan kurang dari 20 menit, tubuh belum merasa kenyang padahal sebenarnya sudah. Karena itu, makan dalam waktu singkat bisa memucu obesitas.

          Study yang dipublikasikan di Journal of Academy of Nutritionand Dietetics itu menganalisa kuantitas kunyahan pada makanan terhadap banyaknya kalori yang masuk, dan pengaruhnya pada berat badan seseorang. Menurut peneliti study Constance Brown-Riggs dari Academy of Nutritionand Dietetics, mengunyah lebih lama akan memberikan kesempatan seseorang untuk menikmati tekstur dan rasa makanan lebih baik.
Pengetahuan

Minuman Bersoda Bikin Remaja jadi Pemarah

          Perilaku agresif ternyata bukan cuma karna kebiasaan minum minuman beralkohol. Bagi remaja, sekaleng minuman bersoda tiap hari sudah biasa mengubah perilaku menjadi lebih pemarah dan rentan terlibat dalam berbagai tindak kekerasan.
          Sebuah penelitian di jurnal Injury Prevention membuktikan perilaku agresif pada remaja berhubungan erat dengan kebiasaan minum soda. Belum dipastikan adanya hubungan sebab akibat, tapi temuan ini menguatkan dugaan kalo nutrisi bisa mempengaruhi perilaku.
          Penelitian itu dilakukan terhadap1.878 remaja berusia 14-18 tahun dari 22 sekolah negeri di wilayah Boston, Amerika Serikat. Para peneliti mengamati perilaku para responden yang berhubungan dengan kekerasan, lalu membandingkannya dengan kebiasaan minum minuman bersoda.
          Dari hasil analisis, didapatkan 2 kelompok responden berdasarkan kebiasaan minum minuman bersoda yakni kelompok high dan kelompok low. Kelompok high meminum minuman bersoda 5 kaleng atau lebih tiap pekan, sedangkan kelompok low 4 kaleng atau kurang tiap pekan.
          Pada kelompok low, peneliti hanya menemukan perilaku agresif dan kecenderungan tindak kekerasan pada 23% responden. Kecenderungan ini diwujudkan salah satunya dengan pengalaman membawa senjata, baik pisau maupun pistol dalam beberpa pekan terakhir.
          Sedangkan pada kelompok high, kecenderungan untuk tindak kekerasan jauh lebih tinggi, yaitu 43%. Ini berarti, cukup dengan minum 1 kaleng soda tiap hari maka perilaku remaja cenderung bisa berubah menjadi lebih agresif dan rentan melakukan tindak kekerasan.
          “Penyebab tindak kekerasan pada remaja sangat kompleks, tapi penelitian ini menunjukan interpretasi sederhana bahwa minuman soda ikut berperan” ungkap prof peter kinderman, ahli psikologi klinis dari University of Liverpool yang tidak terlibat dalam penelitian itu, seperti dikutip dari Dailymail.

          Hasil penelitian ini juga sejalan dengan beberapa penelitian terdahulu, yang mengatakan kalo nutrisi yang buruk meningkatakan kecenderungan perilaku antisocial pada remaja. Tindak kekerasaan merupakan salah satu bentuk perilaku antisocial, sedangkan minuman bersoda termasuk sumber nutrisi yang buruk.